Sugeng Rawuh Teng Blog AIRLANGGA ALFA IDINUSONETARA Tetap Semangat Mengejar Cita Multitalenta Jangan Merasa Kecil Karena Dunia ini begitu Besar Selamat Datang Di Blog Airlangga Alfa Idinusonetara Welcome to Airlangga Alfa Idinusonetara Blog "IndONEsia ADA dan TIADA Tergantung KITA"

Sabtu, 06 Januari 2018

Sejarah Kaliputih

APPIK center, 7/1/17, Pada zaman dahulu tepatnya di dusun Kaliputih sekarang. Hiduplah seorang waliyulloh/orang yang bijak. Disaat peperangan INDONESIA melawan pasukan penjajah ( belanda dan antek anteknya ), Wali itu bertapa mengasingkan diri di sebuah bukit atau semacam hutan kecil yang berada di dekat desa. Dan suatu hari ada sekelompok penjajah melihat sang Wali sedang bertapa kemudian secara tiba tiba penjajah itu mengendap endap sembari melancarkan serangan secara tiba tiba membrondong tembakan ke arah sang Wali. Kemudian kejadian yang luar biasa di luar nalar terjadi. Yaitu brondongan peluru yang dilancarkan oleh penjajah tidak mengenai secuilpun bagian tubuh dari sang Wali. Penjajahpun tertohok sekaligus tidak percaya bahwa hal sedemikian  tersebut mustahil dapat terjadi. Kemudian sang Wali terbangun dari tapanya. Tanpa pikir panjang penjajah itu langsung lari tunggang langgang karena ketakutan melihat sang Wali terbangun.
Di perjalanan penjajah itu melewati sebuah sungai, entah karena apa warna sungai itu berwarna keruh keputih putihan. Ternyata konon, sebab sebenarnya menurut cerita yang beredar sungai itu berwarna keputih putihan dikarenakan sudah diberi ajian atau semacam tabir gaib oleh sang Wali untuk mengelabuhi para penjajah. Sehingga para pejuang dapat bersembunyi dari jangkauan penjajah.
Makadari itulah karena sungai yang berwarna putih akhirnya desa/dusun sekarang saya berada, dinamai Kaliputih.
Kemudian sang Wali melakukan ritual raga sukma dengan beberapa Wali Wali yang lain diantaranya seperti Wali perkasa ( Pekiringan ), Syeh Jambukarang ( Ardilawet, Panusupan ), Wali Makhdum ( Rajawana ), Wali Grantung, Wali Muhammad Hisyam Abdul Kariem dan masih banyak lagi. Beliau beliau berdiskusi memikirkan strategi yang pas untuk mengusir para penjajah. Akhirnya atas usul salah seorang wali yaitu wali Pertapa ( Kaliputih ) beliau berinisiatif mendirikan benteng dari kayu besar, Guna melindungi masyarakat, benteng tersebut memiliki kekuatan magis yang sungguh membuat orang takjub. Konon, menurut kepercayaan masyarakat yang sudah turun temurun, benteng kayu tersebut menjelma menjadi kayu Beringin besar yang menjulang sampai sekarang. Kemudian masyarakat sekitar kaliputih menyebutnya tanah Adeg Shoka. Yang arti filosofisnya jika diartikan secara bebas, Adeg yang berarti berdiri dan Shoka yang berarti saka/tiang. Jika ditautkan memiliki arti yaitu Menegakkan tiang kebenaran yang penuh perjuangan. ( Samidin Version ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar